HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT
TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN
PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN
Jurusan D IV keperawatan
Politeknik kesehatan
kementrian kesehatan ternate
Jln.Cempaka Kel.
Tanah Tinggi Barat. Kec.Kota Ternate Selatan
PROGRAM STUDI D IV KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES TERNATE
2016-2017
ABSTRAK
Latar Belakang: Rumah sakit sebagai salah
satu fasilitas pelayanan kesehatan
diwajibkan untuk membuat
rekam medis. Rekam medis merupakan bukti
tertulis tentang pelayanan yang diberikan oleh dokter dan dokter gigi yang
berisi tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang
telah diberikan kepada pasien. Perawat sebagai tenaga medis yang
juga memberikan pelayanan
kesehatan
memiliki kewajiban
untuk membuat dokumentasi dari
tindakan asuhan
keperawatan yang dilakukannya.
Tujuan: penelitian
ini
bertujuan untuk
menganalisis hubungan pengetahuan
perawat
tentang rekam medis
dengan kelengkapan pengisian
dokumentasi asuhan keperawatan.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain
cross sectional. Populasi penelitian merupakan seluruh perawat yang bertugas di
bangsal penyakit dalam RSUP Dr. Kariadi Semarang, sampel berjumlah 15 orang perawat yang
terlibat langsung
mengisi
rekam
medis.
Data diperoleh
dengan
melakukan observasi tentang kelengkapan pengisian dokumentasi asuhan keperawatan pada rekam
medis periode 1-31 Januari 2012 dan
menggunakan
kuesioner untuk menilai tingkat pengetahuan perawat tentang rekam medis (tata
cara pengisian dan aspek hukum). Uji statistik
menggunakan uji fisher exact-test.
Hasil: Dalam penelitian
ini
ditemukan
hasil yang
bermakna
antara variabel
pengetahuan tentang aspek hukum rekam medis tata cara pengisian
dokumentasi asuhan keperawatan
Sedangkan
variabel
pengetahuan tentang
rekam
medis
mendapatkan hasil yang bermakna yaitu
Simpulan: Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan perawat tentang
rekam
medis
dengan kelengkapan
pengisian dokumentasi asuhan
keperawatan.
Kata kunci: Perawat,Pengetahuan,
Rekam
Medis,Dokumentasi Asuhan Keperawatan.
ABSTRAC
Background: Hospital as a health-care facilities are obliged to make medical
records. Medical record is a written evidence of services provided by doctors and dentists that contains the identity of the patients, examinations, treatments, measures, and other services that had been given to the patient. Nurses as
well as medical personnels providing health services have an obligation to make the documentation
of nursing measures they did.
Aim: The
purpose of this study was to analyze the relationship of the nurse's
knowledge about the medical record and the
completeness of the
admission filling of nursing care documentation.
Methods: This study
is
an
observational
analytic
study
with cross
sectional
design. The study population were all nurses
who served in the department of internal medicine ward of RSUP Dr. Kariadi Semarang, the sample of 15 nurses
were involved in direct charge of medical records. Data obtained by making observations about the completeness of documentation of nursing care in filling the medical
records of
the
period of 1 to 31 January
2012
and used questionnaires to assess the level of nurses’ knowledge about the medical records (charging
procedures and legal aspects).
Statistical tests using Fisher exact test.
Results: The results of this study found a significant association between the
variables of knowledge about the legal aspects of medical record procedure for filling the documentation of nursing care. While the knowledge variable of the medical
record had gotten a significant result
Conclusion: There was a significant association between the nurse's knowledge
about medical record documentation with the completeness of admission filling
of nursing care documentation.
Keywords:
Nurse, Knowledge, Medical
Records, Nursing Care
Documentation.
PENDAHULUAN
Dalam bidang kesehatan interaksi antara pemberi layanan kesehatan dan penerima atau
pasien bersifat erat dan dapat pula berkesinambungan. Oleh karena
itu
untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang akan diberikan serta
untuk memantau riwayat kesehatan
seseorang, setiap pemberi layanan kesehatan diwajibkan
untuk membuat rekam medis.
Di bidang kedokteran dan kedokteran gigi, rekam medis merupakan salah satu bukti tertulis tentang proses pelayanan yang diberikan oleh dokter dan dokter gigi. Di dalam rekam medis berisi data klinis pasien selama proses diagnosis dan pengobatan. Oleh karena itu setiap kegiatan pelayanan medis harus mempunyai rekam medis yang lengkap dan akurat untuk setiap pasien, dan setiap dokter dan dokter
gigi wajib mengisi rekam medis
dengan
benar, lengkap dan tepat
waktu.¹ Rumah
sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan juga diwajibkan untuk
membuat rekam medis, hal ini
tercantum pada Permenkes No.
269/Menkes/Per/III/2008.
Berdasarkan pasal
46
ayat 1 UU Praktik Kedokteran, yang dimaksud rekam medis adalah berkas yang
berisi catatan dan dokumen tentang
identitas pasien, pemeriksaan,
pengobatan,
tindakan dan
pelayanan
lain
yang telah
diberikan kepada pasien.
Dalam rekam medis yang lengkap dapat diperoleh informasi–informasi
yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Keperluan tersebut diantaranya adalah sebagai bahan pembuktian dalam perkara hukum,
bahan penelitian dan pendidikan, serta
dapat
digunakan sebagai
alat untuk analisis
dan evaluasi
terhadap mutu pelayanan yang diberikan
oleh rumah sakit.
Selain
dokter dan dokter gigi, data
dalam rekam medis dapat dibuat atau
diisi oleh tenaga kesehatan lain yang
memberikan pelayanan langsung kepada pasien atas perintah ataupun pendelegasian secara
tertulis dari dokter
dan
dokter gigi yang menjalankan praktik
kedokteran.
Rekam medis berupa catatan yang menguraikan tentang identitas,
pemeriksaan pasien, diagnosis, pengobatan, tindakan dan
pelayanan lain
yang dilakukan oleh dokter
dan dokter gigi maupun tenaga kesehatan lainnya sesuai
dengan kompetensinya. Serta dilengkapi dengan dokumen–dokumen
berupa hasil rontgen, hasil laboratorium dan lain
sebagainya.
Di rumah sakit,
rekam medis dibagi menjadi dua yaitu rekam medis rawat
jalan dan rawat inap. Dimana rekam medis rawat inap bersifat lebih lengkap dari
rekam medis rawat jalan dan ditambahkan dokumen–dokumen seperti informed consent,
catatan konsultasi,
catatan perawat
atau
dokumentasi asuhan keperawatan,
hasil pengobatan,
evaluasi
pengobatan.
Dalam praktiknya kelengkapan pengisian rekam medis dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti latar belakang pendidikan tenaga kesehatan, lama masa kerja, pengetahuan mengenai rekam medis, ketrampilan, dan
masih banyak lagi
faktor yang berpengaruh.
Hal ini tentunya akan mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan yang akan diberikan pada pasien yang misalnya mempunyai riwayat penyakit kronis, akhir
ini pengisian rekam medis juga sering asal–asalan, kadang
dokter hanya menulis
seadanya dan sangat tidak lengkap, dan juga perawat yang
diberi wewenang oleh dokter untuk melakukan kegiatan medis tertentu juga sering
tidak
mendokumentasikan kegiatan tersebut, disamping itu tindakan yang dilakukan oleh dokter yang
dapat mempengaruhi kegiatan asuhan keperawatan sering tidak sepenuhnya diketahui oleh perawat sehingga mengurangi kelengkapan catatan perawat yang sifatnya sebagai
dokumen pelengkap
rekam
medis.Catatan perawat harus ditulis dalam 24 jam, meliputi berbagai informasi
tentang:
1.
Pengkajian satu orang atau lebih tenaga keperawatan tentang klien, misalnya warna
kulit pucat atau merah, urin
berwarna gelap
atau
keruh.
2.
Asuhan keperawatan yang
bersifat mandiri seperti perawatan kulit, pendidikan kesehatan, dan
melakukan
kegiatan atas inisiatif perawat sendiri.
3.
asuhan keperawatan bersifat pendelegasian misalnya memberi obat atau intervensi
penanganan lain yang
diinstruksikan oleh dokter.
4.
evaluasi keberhasilan tiap
asuhan keperawatan.
5.
tindakan
yang dilakukan oleh dokter
tetapi mempengaruhi asuhan keperawatan.
6.
kunjungan berbagai anggota tim
kesehatan, misalnya konsultasi
dokter, pekerja sosial, atau
pemuka agama.
Kelengkapan
pengisian data catatan
keperawatan sama pentingnya dengan
catatan rekam medis walaupun
hanya bersifat dokumen tambahan, namun dapat berguna untuk penanganan
pasien pada kunjungan
berikutnya.
Praktik keperawatan
dalam sistem pelayanan kesehatan di
Indonesia yang
sering berubah seiring dengan perkembangan
ilmu kesehatan
mempengaruhi proses
pendokumentasian
tindakan keperawatan
yang
dilakukan, selain itu
lingkup praktik perawat yang
ikut berubah juga berpengaruh. Semakin terampil
seorang perawat dalam akurasi perumusan masalah dan intervensi keperawatan
pada pendekatan proses keperawatan akan sangat bermanfaat dalam proses pendokumentasian tindakan keperawatan. Kelengkapan pengisian rekam medis dan dokumen pelengkapnya berhubungan dengan kualitas
tenaga medis yang bertugas untuk mengisi data
rekam medis.
Penelitian Agung Pribadi tentang analisis faktor pengetahuan, motivasi,
dan
persepsi perawat tentang
supervisi kepala ruang
terhadap penatalaksanaan
dokumentasi asuhan keperawatan
di
ruang rawat inap RSUD
Kelet Jepara
Provinsi Jawa Tengah disebutkan bahwa hanya sekitar separuh perawat (51,6%) yang
menunjukkan faktor pengetahuan perawat baik, selain itu pendokumentasian
asuhan keperawatan yang
baik hanya dilakukan oleh (58,1%) perawat. Dengan demikian peneliti
menyimpulkan akan adanya hubungan faktor pengetahuan
perawat terhadap
pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan.
Berdasarkan uraian tersebut
diatas
serta kaitannya dengan kelengkapan catatan
keperawatan sebagai dokumen tambahan rekam medis maka
perlu dikaji ulang tentang “hubungan pengetahuan perawat tentang rekam medis dengan kelengkapan pengisian catatan
keperawatan
A. PERMASALAHAN PENELITIAN
1. 1 Permasalahan umum
Berdasarkan latar belakang
diatas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah untuk melihat adakah hubungan antara
pengetahuan perawat tentang rekam
medis dengan kelengkapan pengisian catatan asuhan keperawatan di penyakit?.
1.2.2 Permasalahan khusus
1) Menilai pengetahuan
perawat tentang
rekam medis
2) Menilai kelengkapan pengisian catatan asuhan keperawatan sebagai
dokumen pelengkap dalam rekam medis
1.3 Tujuan penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Mengetahui hubungan pengetahuan perawat tentang tentang
rekam medis dengan kelengkapan pengisian
catatan asuhan
keperawatan sebagai dokumen pelengkap rekam medis
1.3.2 Tujuan khusus
1) Mengetahui pengetahuan perawat tentang rekam medis
2) Mengetahui
kelengkapan pengisian
catatan asuhan
keperawatan
sebagai
dokumen pelengkap dalam rekam medis.
PEMBAHASAAN
Rekam
medis di rumah sakit sangat
berperan dalam pelaksanaan manajemen rumah sakit. Oleh karena
itu
rekam medis harus mampu menyajikan informasi
tentang pelayanan
dan kesehatan
di rumah sakit, dan
harus
dibuat secara tertulis, lengkap dan jelas atau secara elektronik. Rekam medis berisi tentang semua
tindakan terhadap pasien baik pasien rawat jalan, rawat inap, dan gawat darurat. Hal ini tercantum didalam Peraturan Menteri Kesehatan No.269
Tahun
2008 pasal
3. Isi
rekam medis sangat bermacam macam
dan dapat dikembangkan sesuai kebutuhan, berikut adalah isi rekam medis yang dituliskan dalam
PERMENKES No.269 Tahun 2008
Pasal 3:
Isi rekam medis untuk pasien rawat inap dan perawatan satu hari sekurang- kurangnya memuat
:
1) Identitas
pasien.
2) Tanggal
dan waktu.
3) Hasil anamnesis,
mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat penyakit.
4) Hasil pemeriksaan fisik
dan penunjang medik.
5) Diagnosis.
6) Rencana penatalaksanaan.
7) Pengobatan
dan/atau tindakan.
8) Persetujuan tindakan
bila
diperlukan
9) Catatan
observasi klinis dan hasil pengobatan.
10) Ringkasan
pulang (discharge summary).
11) Nama
dan tanda tangan
dokter, dokter
gigi,
atau tenaga
kesehatan tertentu yang memberikan
pelayanan kesehatan.
12) Pelayanan lain
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
tertentu.
13) Untuk pasien
kasus gigi
dilengkapi dengan odontogram klinik.
Sedangkan rekam medis untuk pasien rawat jalan pada sarana pelayanan
kesehatan sekurang-kurangnya memuat :
1) Identitas pasien.
2) Tanggal dan waktu.
3) Hasil anamnesis,
sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat penyakit.
4) Hasil pemeriksaan fisik
dan penunjang medik.
5) Diagnosis.
6) Rencana penatalaksanaan.
7) Pengobatan
dan/atau tindakan.
8) Pelayanan
lain yang telah diberikan
oleh pasien.
9) Untuk pasien kasus gigi
dilengkapi dengan odontogram klinik.
10) Persetujuan
tindakan bila diperlukan.
Rekam medis
untuk pasien gawat
darurat
sekurang-kurangnya memuat:
1) Identitas
pasien.
2) Kondisi saat pasien tiba di sarana pelayanan
kesehatan.
3) Identitas pengantar
pasien.
4) Tanggal dan waktu.
5) Hasil anamnesis,
sekurang-kurangnya memuat
keluhan dan
riwayat penyakit.
6) Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik.
7) Diagnosis.
8) Pengobatan
dan/atau tindakan.
9) Ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan pelayanan unit gawat darurat dan rencana tindak lanjut.
10) Nama
dan
tanda
tangan dokter,
dokter gigi,
atau tenaga
kesehatan
tertentu yang memberikan pelayanan
kesehatan.
11) Sarana transportasi yang digunakan bagi pasien yang akan dipindahkan
ke sarana pelayanan
kesehatan
lain.
12) Pelayanan
lain yang telah diberikan
kepada pasien.
1.4. Pelayanan keperawatan dan proses
keperawatan 1.4.1. Definisi perawat
Perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan
keperawatan, berwenang di negara bersangkutan untuk memberikan pelayanan dan bertanggung jawab dalam peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit serta pelayanan
terhadap pasien.
Pengertian perawat
menurut
Priharjo
adalah
orang
yang mengasuh,
merawat dan melindungi, yang merawat orang
sakit, luka dan usia lanjut. Sedangkan Hadjam
memberikan pengertian yang lain yaitu karyawan rumah sakit
yang mempunyai dua tugas yaitu merawat pasien
dan mengatur bangsal.
Gunarsa menyatakan bahwa perawat adalah seorang yang telah dipersiapkan melalui pendidikan untuk turut serta merawat dan menyembuhkan
orang yang
sakit, usaha rehabilitasi, pencegahan penyakit, yang dilaksanakannya sendiri
atau dibawah pengawasan dan supervisi dokter atau
suster kepala.
1.5 Peran dan fungsi
perawat
1.5. 1. Peran perawat
Peran perawat menurut
konsursium ilmu kesehatan
tahun 1989:
1) Sebagai
pemberi asuhan keperawatan.
2) Sebagai
advokat pasien.
3) Sebagai
edukator.
4) Sebagai koordinator.
5) Peran kolaborator.
6) Paran konsultan.
7) Sebagai
pembaharu.
1.5.2 .Fungsi perawat
Fungsi perawat adalah :
1)
Mengkaji kebutuhan pasien, keluarga, kelompok dan masyarakat serta
sumber yang
tersedia dan potensial
untuk memenuhi kebutuhan
tersebut.
2) Merencanakan tindakan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
berdasarkan
diagnosis
keperawatan.
3) Melaksanakan rencana keperawatan meliputi upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan dan pemeliharaan kesehatan termasuk pelayanan pasien dan keadaan terminal.
4) Mengevaluasi hasil asuhan
keperawatan.
5) Mendokumentasikan proses keperawatan
6) Mengidentifikasi hal-hal yang perlu diteliti atau dipelajari serta merencanakan studi kasus guna
meningkatkan pengetahuan dan pengembangan
ketrampilan
dan praktek keperawatan.
7) Berperan serta dalam melaksanakan penyuluhan kesehatan kepada
pasien, keluarga, kelompok
serta masyarakat.
8) Bekerja sama dengan disiplin ilmu
terkait dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
9) Mengelola perawatan pasien dan berperan sebagai ketua tim dalam melaksanakan kegiatan keperawatan.
1.5.3. Pengertian pelayanan keperawatan
Pelayanan keperawatan adalah
bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
didasarkan pada ilmu
dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan biologi, psikologi, sosial, dan spiritual
yang komprehensif, ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat baik yang
sakit maupun sehat yang mencakup siklus
hidup manusia.
1.5.4. Pengertian proses keperawatan
Proses keperawatan adalah
merupakan cara yang sistimatis yang dilakukan
oleh perawat bersama
pasien
dalam menentukan kebutuhan
asuhan keperawatan
dengan melakukan
pengkajian,
menentukan diagnosis,
merencanakan tindakan
yang akan
dilakukan, melaksanakan
tindakan keperawatan
dan melakukan evaluasi hasil asuhan keperawatan yang telah dilakukan dengan berfokus pada
pasien, berorientasi
pada
tujuan
pada setiap tahap saling ketergantungan dan
kesinambungan.
1.5.5. Definisi asuhan keperawatan
1) Merupakan proses atau rangkaian kegiatan pada praktek keperawatan
yang diberikan secara langsung pada pasien diberbagai tatanan
kesehatan.
2) Dilaksanakan berdasarkan kaidah–kaidah keperawatan sebagai profesi yang berdasarkan ilmu dan
kiat keperawatan berdasarkan kebutuhan obyektif untuk mengatasi masalah yang dihadapi pasien.
3) Merupakan inti pelayanan keperawatan
yang berupaya untuk
membantu mencapai kebutuhan dasar melaui tindakan keperawatan,
menggunakan kiat ilmu keperawatan
dalam melakukan
tindakan, memanfaatkan potensi dari berbagai sumber.16
1.5.6 Tahapan–tahapan dalam proses asuhan keperawatan
1) Pengkajian
Menurut Iyer 1996 tahap pengkajian merupakan dasar utama dalam
memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu.
Oleh karena
itu
pengkajian yang akurat, lengkap, sesuai dengan
kenyataan, kebenaran data sangat penting.
2) Diagnosa keperawatan
Menurut
Gordon 1976 diagnose keperawatan adalah masalah
kesehatan aktual dan potensial dimana berdasarkan pendidikan dan
pengalamannya,
dia mampu dan mempunyai kewenangan untuk
memberikan tindakan
keperawatan.
3) Perencanaan
keperawatan
Merupakan langkah penentuan diagnosis keperawatan, penetapan
sasaran dan tujuan, penetapan kriteria evaluasi,
dan dirumuskan intervensi keperawatan berdasarkan pada masalah yang ditemukan.
Dalam perencanaan
strategi
dikembangkan untuk mencegah, membatasi,
atau memperbaiki masalah yang ditemukan.
4) Implementasi
Merupakan pelaksanaan dari rencana keperawatan yang
telah
ditentukan
dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pasien secara
optimal. Implementasi juga
meliputi pencatatan perawatan pasien
dalam dokumen yang
telah
disepakati. Dokumen ini dapat digunakan sebagai alat bukti apabila
ternyata timbul masalah hukum terkait dengan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh rumah sakit umumnya dan
perawat khususnya.
5) Evaluasi
Merupakan proses terakhir keperawatan yang menentukan tingkat
keberhasilan keperawatan sejauh
mana tujuan dari
rencana keperawatan
tercapai atautidak.
1.5.7 Dokumentasi
asuhan keperawatan
Dokumentasi asuhan keperawatan
merupakan salah satu aspek terpenting dari peran pemberi
perawatan
kesehatan.
Karena merupakan bukti dari
pelaksanaan asuhan keperawatan yang
menggunakan metode pendekatan proses keperawatan dan berisikan catatan tentang respon pasien terhadap tindakan medis, tindakan
keperawatan, dan reaksi pasien terhadap penyakit.
Dengan adanya dokumentasi asuhan keperawatan mempertegaskan bahwa tanggung jawab hukum
dan
etik perawat terhadap pasien telah terpenuhi, dan pasien menerima asuhan
keperawatan yang bermutu
1.5.8 Tempat dan waktu
penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di instalasi rekam
medis RSUD Semarang dan
bangsal penyakit dalam
C3L2 RSUP Dr. Kariadi
Semarang.
Penelitian telah
dilaksanakan pada bulan April-Juni 2012.
1.5.9 Metode
pengukuran variabel
bebas
Pengukuran variabel bebas menggunakan jenis skala ordinal yang
disesuaikan dengan jenis variabel. Penilaian kategori tersebut dilakukan dengan
cara menilai jawaban responden terhadap kuesioner yang telah ditentukan nilai- nilainya berdasarkan
jawaban yang diberikan.
HASIL PENELITIAN
1.5.9. Analisis Sampel
Subyek
penelitian merupakan perawat yang terdaftar
sebagai pegawai di
bangsal
Penyakit dalam C3L2 RSUP
Dr. Kariadi Semarang.
Perawat yang mengikuti penelitian ini terdiri dari 5 orang laki-laki dan 10 orang perempuan. Dari seluruh perawat yang
menjadi subjek penelitian, 13 responden merupakan lulusan
dari akademi keperawatan, sedangkan 2 responden lulusan sarjana keperawatan.
Rentang
Usia perawat tersebut bervariasi, mulai dari
22
tahun
sampai 44 tahun. Rata – rata usia perawat tersebut adalah 29,07 tahun. Distribusi
usia subjek penelitian
dapat
dilihat
pada gambar dibawah
ini.

Instrumen penelitian berupa dokumentasi asuhan
keperawatan dalam
rekam medis di bangsal anak C3L2 RSUP Dr. Kariadi periode 1-31 Januari 2012
dan
kuesioner yang
diisi oleh perawat yang membuat dokumentasi
asuhan keperawatan dalam rekam medis periode Januari 2012. Menurut data
dari
bangsal penyakit dalam C3L2 RSUP Dr. Kariadi Semarang, selama bulan Januari 2012
terdapat 75 rekam medis dan seluruh perawat yang
berada di bangsal C3L2
melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan. Sehingga,
hanya 15 rekam
medis (dokumentasi
asuhan
keperawatan) yang diikutsertakan
dalam
penelitian
ini yang diambil secara acak menurut identitas
pembuat dokumentasi asuhan keperawatan.
Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer
berupa kuesioner yang
diisi oleh perawat bangsal C3L2 yang mendokumentasikan
asuhan keperawatan periode
1-31 Januari 2012, sedangkan data sekunder berupa dokumen asuhan keperawatan yang terdapat di dalam rekam medis di bangsal
penyakit C3L2 dalam periode 1-31 Januari
2012.Penelitian ini bertujuan untuk mencari
hubungan antara pengetahuan
perawat tentang rekam medis dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan.
Adapun komponen
pengetahuan tersebut adalah aspek hukum yang
berkaitan dengan rekam medis dan tata cara pengisian dokumentasi asuhan keperawatan
pada rekam medis
KESIMPULAN
Pengetahuan perawat tentang rekam medis yang meliputi aspek hukum
rekam medis dan tata cara pengisian dokumentasi asuhan
keperawatan pada
rekam medis memiliki hubungan dengan kelengkapan pengisian dokumentasi
asuhan keperawatan
pada rekam medis.
DAFTAR PUSTAKA
1. Konsil
Kedokteran Indonesia. Manual Rekam Medis. Jakarta; 2006. [homepage on the internet]. Available
from: http://inamc.or.id/download/Manual%20Rekam%20Medis.pdf
2.
Shofari B. Pengelolaan
Sistem Rekam
Kesehatan. Semarang;
1998.
3.
Nursalam. Proses dan
Dokumentasi Keperawatan
:
konsep dan
praktik.
Jakarta: Salemba Medika; 2008.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah
Sakit. [homepage on internet]. Available
from: http://depkes.go.id/downloads/UU_No._44_Th_2009_ttg_Rumah_Sakit.pdf
5. Depkes RI. Permenkes Nomor 659 Tahun
2009
Tentang Rumah Sakit Indonesia
Kelas Internasional. [homepage on internet]. Available
from: http://depkes.go.id/downloads/Permenkes/Permenkes_659_Th_2009.pdf
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik
Kedokteran. [homepage on
internet]. Available
from: http://depkes.go.id/downloads/UU_No._29_Th_2004_ttg_Praktik_Kedoktera n.pdf
7. Dahlan S. Hukum Kesehatan Rambu-rambu bagi Profesi Dokter. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro;
2005.
8. Depkes RI. Permenkes Nomor 269 Tahun
2008 Tentang
Rekam
Medis. [homepage on internet]. Available
from:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar